SEJARAH PRAMUKA

PRAMUKA PENEGAK

Sabtu, 19 Februari 2011

PENGETAHUAN UMUM KEPRAMUKAAN

A. LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo Admodipuro. Bapak Soehardjo Admodipuro seorang Pembina Pramuka yang aktif bekerja dilingkungan Departemen Pertanian. Lambang Gerakan Pramuka digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dalam Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.

1. Bentuk dan Arti Kiasan
Bentuk lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa. Arti kiasan lambang Gerakan Pramuka sebagai berikut.
a. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Istilah cikal bakal berarti penduduk asli pertama, yang menurunkan generasi baru. Lambang buah nyiur yang tumbuh mengkiaskan bahwa setiap anggota Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia

b. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun. Lambang itu mengkiaskan bahwa setiap anggota Pramuka adalah seorang yang sehat rohani dan jasmani, kuat, dan ulet. Seorang anggota Pramuka memiliki tekat yang besar dalam menghadapi segala tantangan hidup, mampu menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.

c. Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Hal ini membuktikan bahwa anggota Pramuka memiliki daya upaya yang besar dalam menyesuaikan diri di masyarakat, dimana dia berada, dan dalam keadaan bagaimanapun juga.

d. Nyiur tumbuh menjulang lurus keatasdan merupakan salah satu pohon yang btertinggi di Indonesia. Lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yang mulia dan jujur, serta tetap tegak tidak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.

e. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Lambang itu mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap anggota Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata. Tekad dan keyakinan itulah yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.

f. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hinggaakarnya. Lambang itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka merupakan manusia yang berguna dan membaktikan diri pada kepentingan tanah air, bangsa dan negara Republik Indonesia, serta kepada umat manusia.

2. Penggunaan Lambang

Lambang gerakan Pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan nama kwartir dan kesatuan, serta tanda pengenal administrasi Gerakan Pramuka. Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan meningkatkan kegiatan Gerakan Pramuka sesuai dengan kiasan yang ada pada lambang gerakan Pramuka tersebut.

B. PENGETAHUAN DASAR KEPRAMUKAAN
Dalam bukunya, Lord Baden Powell mengungkapkan pengertian Kepramukaan secara terperinci yang berbunyi "SCOUTING is not a science to be solemnly studied, NOR is it a collection of doctrine and texs. NO ! It is a jolly game in the out doors, where boy-man and boy can go adventuring together as leader and younger brother pickingup health and happiness, handicraft and helpfulness". Artinya, Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempt orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraanbersama seperti saudara, membina kesehatan dan kebahagiaan, serta ketrampilan dan kesediaan memberi pertolongan"
Dari penegrtia tersebut, dapat disimpulkan bahwa Gerakan Pramuka adalah suatu organisasi Pendidikan Kepanduan Praja Muda Karana yang diselenggarakan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dengan bimbingan orang dewasa, dalam bentuk kegiatan yang menarik dan menantang serta mrngandung pendidikan
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Gerakan Pramuka adalah suatu organisasi pendidikan Kepanduan Praja Muda Karana yang diselenggarakan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dengan bimbingan orang dewasa, dalam bentuk kegiatan yang menarik dan menantang serta mengandung pendidikan.
Gerakan Pramuka termasuk salah satu organissi yang tetap kukuh menjaga kode kehormatannya. Dalam hal ini kode kehormatan adalah suatu norma atau nilai-nilai luhur dalam kehidupan para anggota Pramuka yang merupakan ukuran atau standar tingkah laku seorang anggota Pramuka. Berikut dua macam kode kehormatan dalam gerakan Pramuka.
1. Tri Satya atau pada masa Kepanduan dahulu (sebelum tahun 1961)disebut Janji Pandu.
2. Dasa Darma ata pada masa Kepanduan dahulu (sebelum tahun 1961) dinamakan Undang-undang Pandu.

Trisatya mengandung enam butir kewajiban sebagai berikut.
1. Kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Kewajiban terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Kewajiban terhadap Pancasila
4. Kewajiban terhadap sesama
5. Kewajiban terhadap Masyarakat
6. Kewajiban terhadap Dasa Dharma

TRISATYA
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri/ikut serta membangun masyarakat
3. Menepati Dasa Dharma

DASA DHARMA
1. Pramuka itu takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Pramuka itu cinta alam dan kasih sayang terhadap sesama
3. Pramuka itu patriot yang sopan dan kesatria
4. Pramuka itu patuh dan suka bermusyawarah
5. Pramuka itu rela menolong dan tabah
6. Pramuka itu rajin, trampil dan gembira
7. Pramuka itu hemat, cermat dan bersahaja
8. Pramuka itu disiplin, berani dan setia
9. Pramuka itu bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Pramuka itu suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan

Pelaksanaan Pendidikan dalam Gerakan Pramuka menggunakan Prinsip dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.

1. Makna Dasa Dharma Pramuka
Dasa dharma yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku merupakan sarana untuk melaksanakan satya (janji). . Dengan demikian Dasa Dharma Pramuka dapat dikatakan sebagai ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam ta ta kehidupan.
Berikut ii makna dari tiap darma dalam Dasa Dharma Pramuka.

a. Darma Pertama: Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pengertian takwa yaitu mengerjakan yang utama atau yang diperintahkan, serta meninggalkan yang tercela. Pada hakekatnya takwa merupakan usaha dan kegiatan seseorang yang sangat utama dalam perkembangan hidupnya. Bagi Bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan, perdamaian, persatuan dan kesatuan baik di dunia maupun di akhirat. Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Seseorang dikatakan telah melaksanakan darma pertama ini apabila telah mempunyai sikap dan mampu bersikap sebagai berikut.
1) Bertahan terhadap godaan-godaan hidup dan mampu memelihara diri dari dorongan hawa nafsu
2) Taat melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta menjauhi segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat serta seluruh umat manusia.
3. Mengembalikan, menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan penilaian.

b. Darma kedua: Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia
Yang dimaksud dengan cinta dan kasih sayang apabila manusia dapat ikut merasakan suka dan duka yang terjadi di lingkungan sekitarnya khususnya sesama manusia, apalagi bagi seorang angggota Pramuka. Seorang Pramuka harus mampu bersikap bersikap menganggap orang lain sebagai saudaranya karena masing-masing mempunyai satya dan darma sebagai ketentuan moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur. Jadi, sudah sepantasnyalah jika manusia berusaha meninggalkan watak yang dapat menjauhkannya dengan ciptaan Tuhan lainnya, dengan memiliki sifat-sifat yang penuh rasa cinta dan kasih sayang.
Sikap demikian harus ditanamkan kepada diri sendiri dan orang lain.
Berikut beberapa contoh penanaman darma kedua ini kepada orang lain.
1) Berjalan-jalan ke alam bebas agar mengetahui dan mengenal berbagai jenis tumbuh-tumbuhan. Tanamkan pada diri sendiri dan orang-orang di sekitar untuk memelihara tanaman di rumah masing-masing.
2) Kenali sifat-sifat berbagai jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Pelihara dengan baik binatang yang kita miliki.

c. Darma Ketiga: Patriot yang sopan dan Kesatria
Patriot berarti putra tanah air, sebagai seorang warga Negara Republik Indonesia, seorang Pramuka adalah Putra yang baik, berbakti, setia, dan siap siaga membela tanah airnya. Sopan adalah tingkah laku yang halus dan menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah tamah dan bersahabat, bukan pembenci dan selalu disukai orang lain. Kesatria adalah orang yang gagah berani dan jujur. Kesatria juga mengandung arti kepahlawanan, sifat gagah berani dan jujur. Jadi kata kesatria mengandung makna keberanian, kejujuran dan kepahlawanan.
Seorang Pramuka yang mematuhi darma ini, bersama-sama dengan warga negara yang lain mempunyai satu kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung tinggi martabat bangsanya.
Penanaman sikap ini dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan melalui beberapa contoh perilaku berikut.
1) Menghormati dan memahami serta menghayati lambang negara, bendera sang Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
2) Mengenal nilai-nilai luhur bangsa Indonesiaseperti kekeluargaan, gotong royong, ramah tamah, religius, dan sebagainya.
3) Mencintai bahasa, seni budaya dan sejarah Indonesia
4) Mengerti, menghayati, dan mengamalkan Pancasila.
5) Mengenal adat istiadat suku-suku bangsa di Indonesia
6) Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan membela yang lemah dan yang benar.
7) Membiasakan diri berani mengakui kesalahan dan membenarkan yang benar
8) Menghormati orang tua, guru, dan pemimpin.

d. Darma keempat: Patuh dan Suka Bermusyawarah
Patuh berarti setia dan bersedia melakukan sesuatu yang sudah disepakati dan ditentukan. Musyaw arah merupakan cara mengambil keputusan dengan tetap menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau sendiri.
Sikap sesuai darma keempat ini harus dibiasakan dalam dalam kehidupan sehari-hari. Berikut contoh sikap tersebut.
1) Membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di Gugus Depan dan mematuhi peraturan di RT/RW, kampung dan desa,sekolah, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Misalnya setia mengikuti latihan, membayar iuran, dan menaati peraturan lalu lintas.
2) Belajar mendengar dan menghargai gagasan orang lain.
3) Membiasakan untuk merumuskan kesepakatan dengan memperhatikan kepentingan orang banyak.
4) Membiasakan diri untuk bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan berkemah dan berwisata)

e. Darma Kelima: Rela Menolong dan Tabah
Rela atau ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa memperhitungkan untung dan rugi (tanpa pamrih). Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik untuk kepentingan orang lain yang kurang mampu. Tujuannya agar orang yang ditolong itu dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Sementara itu, tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa yang tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa dalam menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu.
Berikut contoh-contoh penanaman sikap rela menolong dan tabah dalam kehidupan sehari-hari.
1) Membiasakan diri cepat menolong kecelakaan tanpa diminta
2) Membantu menyeberang jalan untuk orang tua dan wanita
3) Memberi tempat di tempat umum keapada orang tua dan wanita
4) Membiasakan mengatasi masalah-masalah secara bertahap dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan di masyarakat

f. Darma keenam: Rajin, Trampil dan Gembira.

Manusia dibedakan dengan makhluk hidup yang lain karena ia diciptakan mempunyai akal budi. Dengan demikian, manusia harus mengembangkan diri dengan membaca, menulis, dan belajar. Dengan perkataan lain, ia harus berusaha rajin dan tekun dalam upaya mengembangkan dirinya. Sementara itu, sebagai makhluk individu, manusia diharapkan dapat mandiri. Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan ketrampilan serta dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
Di lain pihak manusia mempunyai kesulitan, rintangan, dan hambatan yang dihadapi. Semua itu akan diatasi dengan dorongan motivasi yang kuat. Suatu upaya untuk memperoleh motivasi ini dapat dilakukan dengan berpikir jernih, berjiwa tenang, seimbang, dan optimis. Sikap optimis dapat diperoleh dengan perilaku yang riang sehingga menimbulkan suasana gembira. Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan bahkan rasa keberanian.
Semua sikap dalam darma keenam ini dapat ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari dengan contoh sebagai berikut.
1. Biasakan membaca buku yang baik dan bermutu
2. Biasakan untuk membuat karya tulis
3. Selenggarakan diskusi-diskusi untuk belajar, mengolah pikiran, dan mengemukakan pendapat.
4. Tentukan jadwal harian yang tetap untuk belajar
5. Biasakan belajar rutin selama dua jam sehari
6. Atur kegiatan menyesuaikan dengan kegiatan kegiatan disekolah dan dirumah
7. Membiasakan untuk menyusun jadwal kegiatan sehari-hari.
8. Meyakini bahwa di balik kesulitan, kegagalan, serta kekecewaan selalu terdapat hal-hal yang baik dan berguna.
9. Biasakan bekerja menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan
10. Jangan terlalu cepat menegur, mengkritik, atau menyalahkan orang lain.
11. Hargai dan tonjolkan suatu prestasi kerja
12. Berikan beban dan tugas yang terus berkembang
13. Berusaha untuk bekerja dengan rencana
14. Bergembiralah dalam tiap usaha
15. Selesaikan setiap tugas pekerjaan, jangan tunda sampai esaok hari.
16. Pilihlah suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
17. Jangan cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu
18. Mintalah tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman
19. Jangan menolak tugas atau pekerjaan apapun yang diberikan
20. Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.

g. Darma ketujuh: Hemat, Cermat, dan Bersahaja
Hemat bukan berarti kikir, melainkan lebih terarah pada dapat atau tidaknya seorang Pramuka melakukan dan menggunakan sesuatu secara tepat menurut kegunaannya. Secara rohaniah, hemat dapat berarti suatu usaha memerangi hawa nafsu manusia dari keinginan berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Sementara itu cermat lebih berarti teliti. Seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri maupun dari luar sehingga ia senantiasa waspada. Sikap cermat dapat dilakukan melalui proses berpikir, menghitung, dan mempertimbangkan segala sesuati, sebelum berbuat. Seorang pramuka harus cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.
Bersahaja berarti kesederhanaan yang wajar dan tidak berlebih-lebihan. Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya.
Berikut ini sikap hemat bersahaja yang patut ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Menggunakan waktu dengan tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan dan sebagainya.
2. Tidak ceroboh
3. Bertindak dengan teliti pada waktu yang tepat agar ia tidak dirusakkan oleh keinginan jahat dari luar
4. Sadar akan dirinya sebagai suatu pribadi
5. Berpakaian yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebih-lebihan
6. Meneliti dahulu sebelum berbuat sesuatu agar terjadi ketepatan di dalam pelaksanaannya.

h. Darma kedelapan: Disiplin, Berani dan Setia
Disiplin dalam pengertian yang luas berarti patuh dan mengikuti pemimpin dan ataupun ketentuan dan peraturan. Dalam pengertian lebih khusus, disiplin berarti mengekang dan mengendalikan diri. Berani adalah suatu sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah dan tantangan. Setia berarti tetap pada suatu pendirian dan ketentuan.
Berdisiplin tidak berarti secara membabi buta melaksanakan perintah, ketentuan dan peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan, seseorang harus berani berbuat berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi.
Berikut ini contoh sikap yang menggambarkan darma kedelapan dalam Pramuka.
1. Berusaha untuk mengendalikan dan mengatur diri.
2. Menaati peraturan
3. Menjalankan ajaran dari ibadah agama
4. Belajar untuk menilai berdasarkan kenyataan, bukti, dan kebenaran suatu keterangan (informasi)
5. Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan

i. Darma kesembilan: Bertanggung Jawab dan Dapat Dipercaya
Bertanggung jawab berarti segala sesuatu yang diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Seorang pramuka harus berani bertanggung jawab atas suatu tindakan yang diambil, diluar perintah yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau sulit dilaksanakan. Dapat dipercaya berarti dapat dipercaya baik perkataannya maupun perbuatannya.
Berikut ini contoh perbuatan yang mencerminkan darma kesembilan dalam kehidupan sehari-hari yang patut kita contoh.
1. Selalu jujur terhadap diri sendiri dan terhadap orang laintrerutama yang menyangkut uang dan materi.
2. Pramuka dapat dipercaya atas kata-katanya, perbuatan dan lain sebagainya, apa yang ia katakan bukanlah suatu karangan yang dibuat-buat
3. Apabila ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, dapat dipercaya bahwa ia pasti akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

j. Darma kesepuluh: Suci dalam Pikiran Perkataan dan Perbuatan.
Suci dalam pikiran berarti bahwa Pramuka selalu melihat dan memikirkan sesuatu itu pada segi positif nya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah yang buruk. Suci dalam perkataan berarti setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur, serta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan orang lain.
Berikut ini contoh perbuatan yang mencerminkan darma kesepuluh dari dasa dharma Pramuka.
1. Selalu menyumbangkan pikiran yang baik, tidak berprasangka, dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang tercela dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran orang lain. Dengan demikian, timbul saling harga menghargai sesama manusia dalam kehidupannya sehari-hari
2. Selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri terhadap ucapannya dan menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidakpercayaan orang lain.
Selengkapnya...

SEBAIKNYA PRAMUKA TAHU

Gerakan Pramuka yang diresmikan berdirinya pada tanggal 14 Agustus 1961 merupakan kelanjutan gerakan Kepanduan nasional Indonesia yang bertujuan menumbuhkan tunas bangsa menjadi generasi yang menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, bertanggungjawab, serta mampu mengisi kemerdekaan Indonesia

Kepramukaan pada hakekatnya merupakan suatu proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak muda, di bawah tanggung jawab anggota dewasa, yang dilaksanakan diluar lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar, dan metode pendidikan tertentu. Gerakan Pramuka juga merupakan suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersfat sukarela, non politik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka. Adapun dasar hukum penyelenggaraan Gerakan Pramuka sebagai berikut>
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 tentang Penganugrahan Panji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Prdja Muda Karana.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.

Landasan hukum Gerakan Pramuka merupakan landasan gerak setiap aktivitas dalam menjalankan organisasi dan manajemen di Gerakan Pramuka. Selengkapnya...

Jumat, 18 Februari 2011

SEJARAH KEPANDUAN DI INDONESIA

Gagasan Baden Pawell yang cemerlang menarik perhatian dan segera menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke negeri Belanda. Pandu di Belanda disebut Padvinder. Oleh Belanda, Padvinder itu dibawa ke Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging) atau Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda. Organisasi ini dikhususkan untuk Pandu-pandu Hindia Belanda, bangsa kita dilarang untuk mengikutinya. Hal ini karena Belanda takut organisasi ini akan menjadi wadah penampungan aspirasi terhadap klemerdekaan Indonesia.

Keberadaan organisasi Kepanduan oleh pemimpin pergerakan nasional dianggap dapat dimanfaatkan untuk membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader-kader pergerakan nasional. Oleh karena itu, kemudian organisasi-organisasi kepanduan di Indonesia. Organisasi kepanduan pertama di Indonesia didirikan pada tahun 1916.Organisasi itu bernama Javaanse Padvinder Organisatie (JPO) diprakarsai oleh Sultan Pangeran Mangkunegara VII di Surakarta. Berdirinya JPO ini menjadi dorongan bagi pemuda-pemuda Indonesia mendirikan organisasi kepanduan lain. Berikut ini organisasi-organisasi kepanduan yang berdiri setelah JPO.
1. Taruna Kembang di Kasunnan Solo pada tahun1916
2. Hisbul Wathon (HW) di Muhammadiyah tahun 1918
3. Wira Tantama di Serikat Islam tahun 1920
4. Nationale Padvinderij (NP) di Budi Oetomo tahun 1921
5. Jong Java Padvinderij (JJP) di Jong Java tahun 1921
6. Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Jong Java Padvidery tahun 1923
7. Syarikat Islam Afdeling Padvinderij (SIAP) asalnya wiratamtama tahun 1926
8. National Islamietisch Padvinderij (NATIPIJ) di bawah Jong Islamieten Bond, tahun 1926
9. Pandu Kesultanan (PK) pecahan dari JJP tahun 1928
10. Jong Indoneisch Padvinderij Organisatie (INPO)gabungan dari NPO dan JIPO tahun 1928
11. Pandu Indonesia (PI) pecahan dari JIPO tahun 1928
12. Al Irsyad (AI) di Surabaya
13. Pandu Pemuda Sumatra

Berdirinya organisasi Boedi Oetomo merupakan tonggak kebangkitan bangsa Indonesia ditambah lagi peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 memberikan semangat baru untuk lebih maju. Seiring berjalannya waktu, Belanda mulai melarangnama Padvinder. Hal ini dilakukan karena belanda takut organisasi Padvinder akan mengobarkan semangat nasionalisme. Oleh karena itu, pada kongres SIAP tahun 1928 di Banjarnegara, Banyumas, Jawa Tengah, KH Agus Salim mengganti nama Padvinder menjadi Pandu atau Kepanduan.

Agar organisasi Kepanduan di Indonesia lebih kuat dan megakar, beberapa organisasi tersebut kemudian melebur menjadi satu. Salah satunya KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Pada tahun 1930 muncullah KBI yang merupakan peleburan dari tiga organisasi, yaitu JPO (Javaansche Padvinders Organistie), PK (Pandu Kesultanan),dan PPS (Pandu Pemuda Sumatera). Pada tahun 1931 KBI berganti nama menjadi PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia). Pada tahun 1938 PAPI berubah lagi menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia).

Organisasi Pandu di Indonesia terus berkembang. Antara tahun 1928-1935 bermunculan Gerakan kepanduan Indonesia baik yang bernapas utama kebangsaan maupun bernapas agama. Kepanduan yang bernapas kebangsaan seperti Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Kepanduan yang bernapas agama seperti Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO),Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).

Melihat kenyataan tersebut Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jambore" sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan. Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan nama kegiatan. Kegiatan inipun akhirnya dinamakan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO. PERKINO dilaksanakan pada tanggal 19 - 23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Pada zaman Jepang gerakan Kepanduan dilarang berdiri. Tokoh-tokoh Pandu diwajibkan mengikuti Keibondan, Seinendan, dan PETA (Pembela Tanah Air). Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat Kepanduan tetap menyala di dara para anggotanya. Hal ini karena Pandu merupakan suatu organisasi yang menjunjung tinggi nilai persatuan. Khawatir akan adanya persatuan di Indonesia, bangsa Jepang pun tidak mengizinkan Pandu tetap lahir di bumi pertiwi.

Namun demikian, para tokoh Kepanduan Indonesia tidak peduli akan larangan tersebut. Sebulan setelah proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepandusn berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat membentuk Panitia Kesatuan Indonesia sebagai panitia kerja. Panitia ini ditujukan untuk pembentukan satu wadah organisasi Kepanduan seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia.

Akhirnya, Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia dilaksanakan pada tanggal 27 - 29 Desember 1945 di Surakarta. Hasilnya pada tanggal 28 Desember 1945 terbentuklah Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan tersebut didukung oleh segenap pimpinan didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Ikatan Janji Sakti" Pemerintah Republik Indonesia mengaku Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi Kepanduan yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No. 93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Berikut inilah mars Pandu Rakyat Indonesa.

Mars Pandu Rakyat Indonesia

Di bawah Panji Merah dan Putih
Perlambang bahagia
Pandu-pandu putera dan puteri
Giat bekerja
Memenuhi segala janjinya
Cita-citanya
Menjunjung tinggi Nusa dan Bangsa
Membela kehormatannya

Pandu rakyat Indonesia
Bermurah hati
Riang gembira
Pandu Rakyat Indonesia
slalu SIAP dan SEDIA


Setelah itu Pandu Rakyat Indonesia mengalami tahun-tahun sulit karena penyerangan Belanda. Bahkan, pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya saat diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Pandu rakyat dilarang berdiri di setiap daerah yang diduduki Belanda. Keadaan ini justru mendorong munculnya perkumpulan-perkumpulan lain, seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Pada tanggal 20 -22 Januari 1950 Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta. Kongres tersebut memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupkan kembali bekas organisasinya masing-masing. Akibatnya, PanduRakyat Indonesia bukan satu-satunya organisasi Kepanduan di Indonesia. Hal ini ditetapkan dengan keputusan Menteri pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 yang mencabut pengakuan pemerintah bahwa pandu rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah Kepanduan di Indonesia.

Sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No 2334/Kab. keluar, wakil-wakil organisasi kepanduan mengadakan konferensi di Jakarta. Pada tanggal 16 September 1951 dibentuk Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi. Pada tahun 1953, IPINDO berhasil menjadi anggota Kepanduan sedunia. Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan ke - 10 Republik Indonesia, IPINDO menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta pada tanggal 10 - 20 Agustus 1955 di Jakarta.

Pada bulan Januari tahun 1957, IPINDO menyelenggarakan seminar di Tugu, Bogor. Seminar tersebut menghasilkan suatu rumusan yang diharapkan mampu menjadi acuan bagi setiap gerakan Kepanduan di Indonesia. Setahun kemudian pada bulan November 1958 Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".

Organisasi kepanduan di Indonesia semakin banyak. Pada tahun 1961 di Indonesia telah ada seratus organisasi kepanduan yang tergabung dalam tiga organisasi, yakni IPINDO (Ikatan Pandu Indonesiia), PKPI (Persatuan Kepanduan Putri Indonesia), dan POPINDO (Pandu Putri Indonesia). Ketiganya kemudian melebur diri menjadi satu dengan nama PERKINDO. Persatuan dan Kesatuan dalam tubuh PERKINDO sangat lemah. Hal ini karena antar anggotanya tidak memiliki kecocokan tujuan. Golongan komunis bermaksud menjadikan PERKINDO sebagai pioner, seperti di negeri komunis, Akan tetapi, tokoh-tokoh yang Pancasilais tidk rela. Oleh karena itu, muncul ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960 tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan tersebut terdapat pasal 330 C yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila, penertiban tentang Kepanduan (Pasal 741), pendidikan Kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30), serta Kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8)

Ketetapan tersebut wajib dilakukan oleh Pemerintah. Oleh karenanya, pada 9 Maret 1961 presiden sebagai Mandataris MPR mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan Kepanduan Indonesia di Istana Negara. Pada pertemuan tersebut Presiden Soekarno mengungkapkan bahwa Kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitaspendidikan harus diganti, seliuruh organisasi Kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka.

Selanjutnya presiden menunjuk panitia pembentukan gerakan tersebut yang terdiri atas Sri Sultan Hamangkubuwono IX, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Prijono, Menyteri Pertanian Dr. A. Azis Saleh, serta Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyrakat Desa, Achmadi. Panitia tersebut disahkan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Dengan begitu, Keppres No 238/1961, yang ditandatangani Perdana Menteri H. Juanda melahirkan Organisasi Gerakan Pendidikan Kepanduan Paja Muda Karana, yang disingkat Gerakan PRAMUKA.

Berdasarkan kronologis di depan, dapat disimpulkan bahwa munculnya Gerakan Pramuka Indonesia ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan antara lain sebagai berikut.
1. Pidato Presiden Soekarno selaku Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi Kepanduan se0 Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Hari Tunas Gerakan Pramuka.

2. Diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 238 1961 tanggal 20 MHari Permulaan Tahun Kerja


3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.

4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-panji Gerakan Pramuka. Semuanya itu terjadi 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian diperingati sebagai Hari Pramuka.

Gerakan Kepanduan Nasional mempunyai andil yang tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Jiwa kesatria yang patriotik telah mengantarkan para pandu ke medan juang bersama parapemuda lainnya, bahu membahu untuk mewujudkan adicita rakyat Indonesia dalam menegakkan dan memandegani Negara Kesatuan Republik Indonesia selama-lamanya. (Pembukaan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka 1999).

Gerakan Pramuka kini menjadi organisasi yang dapat diandalkan. Gerakan Pramuka berkembang pesat menjadi organisasi yang disegani, juga oleh organisasi-organisasi Kepanduan di luar negeri.



Selengkapnya...

JAMBORE NASIONAL (JAMNAS)

Jambore Nasinal (JAMNAS) Gerakan Pramuka diadakan lima tahun sekali. Jambore Nasional Kepanduan I diselenggarakan pada tahun 1955 di Pasar Minggu Jakarta. Berikut tempat-tempat penyelenggaraan Jambore Nasional Pramuka
1. Tahun 1973 Jamnas I di Situ Biru, Jakarta
2. Tahun 1977 Jamnas II di Sibolangit, Sumatera Utara
3. Tahun 1981 Jamnas III di Cibubur, Jakarta (bersamaan dengan Jambore Asia Pasifik VI)
4. Tahun 1986 Jamnas IV di Cibubur, Jakarta
5. Tahun 1991 Jamnas V di Cibubur, Jakarta
6. Tahun 1996 Jamnas VI di Cibubur, Jakarta
7. Tahun 2001 Jamnas VII di Banyumas, Jawa Tengah
8. Tahun 2006 Jamnas VIII di Jatinangor, Jawa Barat
9. Tahun 2011 Jamnas IX di Sumatera Selatan
Selengkapnya...

SEKILAS MENGENAI JAMBORE DUNIA

Istilah jambore berasal dari salah satu suku di Afrika yang berarti pertemuan. Jambore dunia diadakan tiap lima tahun sekali, tetapi juga pernah empat tahun sekali. Bahkan tahun 1979 yang seharusnya di Iran di batalkan.
Berikut jadwal pelaksanaan Jambore Kepanduan dunia.
NO. TAHUN TEMPAT
1. Tahun 1920 Olympia, Kingstone, London
2. Tahun 1924 Emerlunder, Denmark
3. Tahun 1929 Birken Head, Inggris
4. Tahun 1933 Godollo, Hungaria
5. Tahun 1937 Vogelenzang, Belanda
6. Tahun 1947 Moison, Prancis
7. Tahun 1951 Bad Ischi, Australia
8. Tahun 1955 Niagaran On Lake, Kanada
9. Tahun 1957 Sutton Park, Inggris
10. Tahun 1959 Los Banos Laguna, Filipina
11. Tahun 1963 Marathon, Yunani
12. Tahun 1967 Farragute State Park, Amerika Serikat
13. Tahun 1971 Fujinomiya, Jepang
14. Tahun 1975 Lillehammer, Norwegia
15. Tahun 1979 Neyshabur, Iran (DIBATALKAN)
16. Tahun 1983 Calgary, Kanada
17. Tahun 1987-1988 Sydney, Australia
18. Tahun 1991 Soraksen, Korea Selatan
19. Tahun 1995 Flevoland, Belanda
20. Tahun 1998-1999 Picarguin, Chile
21. Tahun 2002-2003 Sattahib, Thailand
22. Tahun 2007 Hyland Park, Inggris
23. Tahun 2011 Rinkaby, Swedia Selengkapnya...

Senin, 07 Februari 2011

SAMBUTAN KETUA KWARNAS GERAKAN PRAMUKA


KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

SAMBUTAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA PADA PERINGATAN
HARI PRAMUKA KE 49 TAHUN 2010
JUM'AT, 25 SEPTEMBER 2010

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Sejahtera bagi kita semua,
Salam Pramuka,

Yth. Kakak-kakak para Pengurus Majelis Pembimbing, Pimpinan Satuan Karya,
Andalan, Pelatih Pembina, Pembina, Instruktur dan Pimpinan Satuan Karya
Pramuka yang saya hormati,
Adik-adikku anggota Pramuka yang saya banggakan.

Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syujur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkt rahmat dan hidayah-Nya kita dapat berkumpul bersama pada hari ini dalam keadaan sehat walafiat untuk memperingati Hari Pramuka ke 49 pada Tahun 2010 ini.

Selaku Pimpinan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, perkenankanlah saya pada kesempatan yang berbahagia ini menyampaikan ucapan Selamat Hari Pramuka ke 49 kepada segenap keluarga besar Gerakan Pramuka di manapun berada. Semoga peringatan Hari Pramuka kali ini dapat mendorong Gerakan Pramuka untuk lebih meningkatkan kontribusinya dalam upaya membentuk karakter kaum muda yang baik sebagai calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.

Kakak-kakak dan adik-adik sekalian yang saya banggakan,

Kita harus menyadari dan mengakui bahwa sejak beberapa tahun terakhir, ditemukan gejala semakin lunturnya semangat dan rasa kebangsaan di kalangan kaum muda yang dapat dilihat antara lain dari rendahnya solidaritas sosial, menipisnya semangat bela negara serta semakin berkurangnya pemahaman kaum muda terhadap sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa.

Bersamaan dengan itu ditemukan pula pelbagai masalah yang terkait dengan semakin menurunnya akhlak dan budi pekerti kaum muda, seperti menipisnya sifat kejujuran, kurangnya sikap santun terhadap orang yang lebih tua, kurang menghargai pendapat orang lain, penyelesaian masalah dengan cara kekerasan, ingin menang sendiri serta tidak menerima kekalahan.

Ditemukan dua masalah ini tentu saja tidak menggembirakan. Sejarah telah menunjukkan bahwa keruntuhan suatu bangsa dimulai dengan menurunnya semangat dan rasa kebangsaan serta semakin lunturnya akhlak dan pekerti kaum muda.

Rapuhnya sendi-sendi yang menopang yang menopang sebuah bangsa ini sangat terkait dengan ketidak berhasilan kita melaksanakan upaya pembentukan watak dan karakter kaum muda. Padahal telah sama diketahui kaum muda sebagai bagian dari komponen bangsa sangat rentan terhadap pelbagai perubahan yang terjadi pada tata nilai dan budaya bangsa.

Untuk mengatasi masalah yang amat merisaukan ini, terjadi sangat penting peran pendidikan kepramukaan sebagai wadah pembentukan karakter bagi kaum muda. Dewasa ini Pemerintah memang sedang bekerja keras melaksanakan pelbagai kegiatan untuk membangun karakter bangsa guna menjamin keberhasilan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara, yang antara lain mempercayakannya kepada Gerakan Pramuka.

Dalam kaitan ini, saya yakin dan percaya bahwa peranan Gerakan Pramuka sangat strategis dan penting. Pendidikan nilai-nilai yang diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka akan menjamin terbentuknya watak, kepribadian dan akhlak mulia kaum muda.

Kakak-kakak dan adik-adik sekalian yang berbahagia,

Revitalisasi Gerakan Pramuka, yang merupakan salah satu pilar pendidikan bagi generasi muda di Indonesia, telah berjalan selama empat tahun. Revitalisasi yang tujuan pokoknya adalah untuk mengaktifkan kembali Gugus Depan sebagai ujung tombak Gerakan Pramuka, untuk memantapkan eksistensi Gerakan Pramuka, serta untuk meningkatkan fungsi Gerakan Pramuka, yang dalam empat tahun ini telah memperlihatkan hasil yang cukup menggembirakan.

Secara bertahap, tetapi pasti, Gugus depan kembaliaktif melaksanakan kegiatannya. Secara bertahap, tetapi pasti citra dan kinerja Gerakan Pramuka juga tampak maikin membaik, dan minat kaum muda terhadap Gerakan Pramuka tampak makin meningkat. Bersamaan dengan itu berbagai kegiatan kepramukaantelah semakin banyak dilaksanakan. Untuk tercapainya visi dan misi Gerakan Pramuka, yaknimempersiapkan kaum muda sebagai calon pemimpin bangsa yang memiliki watak, kepribadian dan akhlak mulia pada masa depan, berbagai keberhasilan ini tentu harus dapat dipertahankan dan bahkan semakin lebih ditingkatkan.

Hakekat dasar pendidikan kepramukaan adalah meningkatnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan yakni Satya dan Dharma Pramukaoleh seluruh peserta didik, sehingga mereka dapat dipersiapkan menjadi kader pimpinan bangsa yang tangguh pada masa depan.

dalam kerangka mempersiapkan generasi muda yang seperti ini, diperlukan keberadaan dan eksistensi Gerakan Pramuka yang solid. Dalam kaitan ini ditetapkan tema peringatan HUT Gerakan Pramuka ke 49 pada tahun 2010 yaitu "Satu Pramuka untuk Satu Indonesia" adalah sangat tepat. Diharapkan dengan tema ini, kita semua dapat menjaga persatuan dan kesatuan organisasi Gerakan Pramuka, meningkatkan motivasi dan bakti kitauntuk lebih memajukan Gerakan Pramuka di Indonesia, serta dapat memperkuat dan memantapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya mitra pemerintah yang tangguh, khususnya dalam mendidik dan membentuk karakter kaum muda untuk Indonesia yang lebih baik pada masa depan.

Kakak-kakak dan adik-adik sekalian yang saya cintai

Pada kesempatan yang berbahagia ini, pekenankanlah pula saya mengajak kakak-kakak anggota dewasa Gerakan Pramuka untuk lebih merapatkan barisan menyatukan gerak langkah untuk percepatan kemajuan dan perkembangan Gerakan Pramuka dapat memberikan kontribusi positif dalam mendidik generasi muda yang berkarakter.

Kepada para Pimpinan Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, Kwartir Ranting Gerakan Pramuka dan para Pembina Pramuka di seluruh Indonesia saya menghimbau untuk kiranya kita dapat secara bersama-sama meningkatkan kualitas Gugus Depan sebagai wahana pendidikan karakter bangsa.

Kepada adik-adik anggota pramuka di seluruh Indonesia, saya menyampaikan rasa bangga. Sangatlah tepat adik-adik memilih Gerakan Pramuka sebagai kegiatan ekstra kurikuler di sekolah, karena mengikuti sekolah formal saja tidak cukup, mengingat sangat terbatas waktu untuk mempelajari berbagai pengetahuan dan ketrampilan yang akan menjadi bekal hidup di kemudian hari. Untuk hasil yang optimal dalam pembentukan watak, kepribadian dan akhlak mulia, adik-adik perlu menambah dan meningkatkan wawasan serta pemahaman, antara lain dengan mengikuti pendidikan nilai-nilai melalui Gerakan Pramuka.

Semoga upaya yang kita lakukan selama ini dan di masa yang akan datang, senantiasa mendapat ridhoTuhan yang Maha Kuasa. Amin.

"JAYALAH PRAMUKA, DAN JAYAKLAH INDONESIA"

WASSAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH,
Salam Pramuka



Jakarta, 14 Agustus 2010
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Ketua,


dto



Prof. Dr. dr. Azrul Azwar, MPH Selengkapnya...

SK KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

 

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
SURAT KEPUTUSAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NO. : 031 TAHUN 2011
TENTANG
PENGURUS KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA LAMPUNG
MASA BHAKTI 2010 – 2015

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Menimbang  :
a.       Bahwa pengurus KwartirDaerah Gerakan Pramuka Lampung masa bakti 2006 – 2010 telah berakhir
b.      Bahwa berdasarkan Keputusan Formatur Musyawarah Daerah Kwartir Gerakan Daerah Gerakan Pramuka Lampung telah ditetapkan susunan pengurus Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Lampung masa bakti 2010 – 2015.
c.       Bahwa sehubungan dengan itu perlu dikukuhkan penetapannya dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan  Pramuka.
Mengingat :
1.         Undang-undang RI Nomor  12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
2.         Keputusan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
3.         Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 220 tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-pokok Organisasi Gerakan Pramuka
4.         Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 222 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Organisasi dan Tata Kerja Kwartir Daerah Gerakan Pramuka
5.         Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 020 Tahun 2006 tentang Susunan Pengurus Kwarda Gerakan Pramuka Lampung masa bakti 2006 -2010
Memperhatikan :
Pertama                    :   Memberhentikan dengan hormat Pengurus Kwarda Gerakan Pramuka Lampung masa  bakti 2006 – 2010, sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Kwarnas  Gerakan Ptramuka Nomor 020 Tahun 2006, disertai pernyataan terima kasih dan penghargaan atas darma baktinya kepada Gerakan Pramuka
Kedua                         :    Mengukuhkan Pengurus Kwarda Gerakan Pramuka Lampung masa bakti 2010 – 2015, sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini.
Ketiga                         : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Apabila tgerjadi kekeliruan dalam surat keputusan ini akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya

                                                                                                Ditetapkan          : di Jakarta
                                                                                                Pada tanggal      : 22 Februari 2011
                                                                                                Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
                                                                                                Ketua

                                                                                                               Dto

                                                                                                Prof. DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH


Salinan disampaikan kepada yth.
1.       Presiden RI selku Ka. Mabinas
2.       Para Andalan Nasional
3.       Gubernur Lampung selaku Ka. Mabida
4.       Para  Ka.Kwarda

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 031 TAHUN 2011
SUSUNAN PENGURUS KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA LAMPUNG
MASA BAKTI 2010 – 2015

1.       KETUA                                                                                         : H. Sjachrazad ZP., SH.
Wakil Ketua  I / Ketua Bidang Pembinaan Anggota Muda               : Drs. Hi. Munatsir Amin
Wakil Ketua II / Ketua Bidang Pembinaan Anggota Dewasa           : H. Abdullah RM
Wakil Ketua III  / Ketua Bidang Organisasi dan hukum               : Prof. DR. Ir. H. Wan Abbas Zakaria. MS
Wakil ketua IV / Ketua Bidang Keuangan, Usaha, Sarana dan
 Prasarana                                                                                     : H. Opang Suparno, SH.
Wakil Ketua V / Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat dan
Hubungan Masyarakat                                                                   : Dra. Psi. Hj. Retno Sri Juwita Ningrum
2.       SEKRETARIS / ANDUSET                                                         : Drs. M. Syarief Hidayat
WAKIL SEKRETARIS                                                                 : Drs. Djauhari Z
3.       BENDAHARA (sesuai ART pasal 48 ayat 1)                                : H. Lizar Ansori, SH. MM
4.       BIDANG-BIDANG
a.         Bidang Pembinaan Anggota Muda (Binamuda)
1.         Andalan Daerah Urusan Anggota Muda Putra                  : 1. F. Eddy Djangoen
                                                                                          2. Sidarta
                                                                                         3. Gandung Hartadi, S.Pd. MM
                                                                                 4. Ketua DKD Lampung (ex officio)

2.         Andalan Daerah Urusan Anggota Muda Putri                    : 1. N. Usmiyati, S.Pd
                                                                                 2.Dra. Hj. Hermawati AT. SKM
                                                                                 3. Ela Novrianti, S.Pd
                                                                            4. Waka DKD Lampung (ex-officio)

3.         Andalan Daerah Urusan Pramuka Luar Biasa (PLB)          : 1. Caming Sanjaya
  2. Dra. Yusmeri, M.Pd
  3. Suwarni, S.Pd.
  4. Zainudin, S.Pd.I

4.         Andalan Daerah Urusan Satuan Karya Pramuka    : 1. Drs. Sutomo
                                                                                                         2. Muhammad Muqowis, AT, SKM 
                                                                                                         3. Serka TNI Panca Arum Taruna                                                                                                   4. Para Ketua Pinsaka Tk. Daerah(Ex-Officio)
 
b.         Bidang Pembinaan Anggota Dewasa (Binawasa)                      
1.         Andalan Daerah Urusan Binawasa Putra                   : 1. Kepala Pusdiklatda (ex-officio)
2.    DR. M. Afif Anshori, MA
3.    Sudarto, SE, S.Pd
4.    Ahmad`Sulaiman, SE

5.         Andalan Daerah Urusan Binawasa Putri                   : 1. Hj. Upi Suprihati Soebagyo, S.Pd
  2. Dra. B. Dwi Astuti
  3. Umi Hayati, SE
  4. Dra. Latifah Hanoem

6.                                                                                                                                                                                        Andalan Daerah Urusan Rohani                                  : 1. Drs. Hi. Sartio, MM
  2. H. Samsul Achsan
  3. Muchtarudin, A.Ma
  4. Hitoti, S.Pd.I

c.          Bidang Organisasi dan Hukum
1.         Andalan Daerah Urusan Organisasi dan Hukum               : 1. AKBP. H. Dharsono, SH.
2.    Sri Sulastuti, SH, MH.
3.    Hi. Sugeng Siswoyo, S.Pd.MM
4.    Hi. Sarnubi, S.Pd, MH

5.         Andalan Daerah Urusan Perencanaan, Penelitian : 1. Prof. DR. Ir. H. RA. Bustomi Rosadi,
Dan Pengembangan                                                      2. Prof. DR. H. Suharto, SH. MH.
                                                                                       3. Ir. H. Suarno Sadar, MS.
                                                                                       4. Drs. Wiyono, M.Pd.

6.         Andalan Daerah Urusan Pengembangan Wilayah           : 1. Rohmadi, S.Pd.MM (Utara)
  2. Sabar Riyanto, S.Pd (Wil. Teng)
  3. Ki. Ardi Karjono   (Wil. Timur)
  4. H. Sunaryo, DS.   (Wil. Selatan)
d.         Bidang Keuangan, Usaha, Sarana dan Prasarana
1.         Andalan Daerah Urusan Keuangan (bertugas sebagai     : 1. Zul Irianto S.Sos (Wk.benda)
Wakil bendahara)                                                             2. Drs. Lekok, MM

2.         Andalan Daerah Urusan Usaha                                    : 1. Ir. H. Edi Djayus, M.Sc.
          2. Feri Darmawan
          3.  Siti Paringsih, S.Pd.,M.Pd
          4. Mubasit SA, S.Ag, MM

3.         Andalan Daerah Urusan Sarana dan Prasarana             : 1. Hi. Takdir Johan, BE. S.IP. ST
   2. Zainuri, S.Ag, MM.Pd
   3. Sudarman
   4. Made Madukare

e.         Bidang Pengabdian Masyarakat dan Hubungan Masyarakat               
1.         Andalan Daerah Urusan Pengabdian Masyarakat            : 1. Aria Guna S. Sos. I.
 2. Drs. Daryono
 3. H. Wahyudi, S.Pdi
 4. Sunarti, S.Pd

2.         Andalan Daerah Urusan Hubungan Masyarakat          : 1. Dra. Hj. Maysari Berti, MSc
  2. Elka Mabella, S.IP.
  3. Hi. Syabirin, S.Pd
  4. Sugandi, S.Pd.


                                                                                                            Jakarta, 22 Februari 2011
                                                                                                            Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
                                                                                                            Ketua,


                                                                                                             Prof. DR. H. Azrul Azwar, MPH




Selengkapnya...