SEJARAH PRAMUKA

PRAMUKA PENEGAK

Kamis, 21 Maret 2013

WIRAUSAHA


A.        Konsep Wirausaha
Kata wirausaha atau “pengusaha” diambil dari bahasa Prancis”entrepreneur” yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan (Jhingan, 1999: 425). Dalam ekonomi, seorang pengusaha berarti orang yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil. Pengusaha bisa jadi orang yang berpendidikan tinggi, terlatih, dan terampil atau mungkin seorang buta huruf yang memiliki keahlian yang tinggi di antara orang-orang yang tidak demikian.
Menurut Jhingan, pengusaha mempunyai kriteria kualitas sebagai berikut:
(1) Energik, banyak akal, siap siaga terhadap peluang baru, mampu menyesauikan diri terhadap kondisi yang berubah dan mau menanggung resiko dalam perubahan dan perkembangan
(2) Memperkenalkan perubahan teknologi dan memperbaiki kualitas produknya
(3) Mengembanngkan skala operasi dan melakukan persekutuan, mengejar dan menginvestasikan kembali labanya
Ekonom Prancis, JB. Say, menciptakan kata entrepreneur (wirausahawan) sekitar tahun 1800, “wirausahawan menggeser sumber daya ekonomi dari bidang produktivitas yang lebih rendah ke bidang yang lebih tinggi dan hasil yang lebih besar”(Armstrong, 2003:149)
George Gilder dalam The Spirit of Entreprise, mengatakan “Para wirausahawan adalah para inovator yang membangkitkan permintaan”. Mereka adalah pembuat pasar, pencipta modal, pengembang peluang, dan penghasil teknologi baru.
Terdapat berbagai macam penggolongan wirausaha. Winarto (2003), menggolongkan dua kategori aktivitas kewirausahaan:
(1)  Berwirausaha karena melihat adanya peluang usaha (entrepreneur activity by opportunity)
(2) Kewirausahaan karena terpaksa tidak ada alternatif lain untuk ke masa depan kecuali dengan melakukan kegiatan usaha tertentu.
Sehingga wirausaha dapat dipandang dari
(1)  Tujuan wirausaha
(2) Proses berusaha. Dalam proses berusaha apakah keputusan untuk berusaha berjalan lambat atau cepat, dan pada waktu masuk dalam bisnis apakah ia sebagai pendiri, atau mendapat usaha dari proses membeli atau melalui franchising atau
(3)  Konteks industri dan teknologi
(4)  Struktur kepemilikan yaitu pemilik tunggal, kongsi, kelompok.

Namun perlu diingat, kewirausahaan itu bukan untuk sekedar menghasilkan uang, tetapi menghasilkan sesuatu yang diperlukan masyarakat, yaitu gagasan, inovatif, semangat untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki visi bisnis atau harapan dan mengubahnya minjadi realitas bisnis. Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas.

Kets De Vries (1977 : 268) menggolongkan wirausaha berdasarkan lingkungan mereka berasal, yaitu :
a.    Wirausaha craftsmans, berasal dari pekerja kasar dengan pengalaman dalam teknologi rendah, mekanik yang genius, dan mempunyai reputasi dalam industri.
b.    Wirausaha opportunitic, berasal dari golongan kelas menengah sampai chief executives.
c.     Wirausaha dengan bekal pengalaman teknologi, ia memiliki pendidikan formal.
d.    Kewirausahaan ditandai dengan keanekaragaman, yaitu adanya pergantian besar pad masyarakat dan perusahaan yang berterminologi wirausaha.
Sehingga karakteristik khusus wirausaha dapat digolongkan sebagai berikut:
a.    Berorientasi pada tindakan, “mereka melakukan, membetulkannya, mencoba”.
b.    Memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan langkah-langkah dari gagasan sampai aktualisasi.
c.     Menjadi pemikir dan pelaku, perencana dan pekerja
d.    Terlibat, menerapkan langsung
e.    Dapat mentolerir ambiguitas
f.     Menerima resiko tetapi memahami dan mengelolanya
g.    Mengatasi, bukan menghindari kekeliruan, mereka tidak mengakui mereka dikalahkan.
h.    Memandang diri sendiri sebagai seorang yang bertanggungjawab atas nasib mereka sendiri
i.      Percaya pada penciptaan pasar untuk gagasan mereka, bukan sekedar menanggapi permintaan pasar yang ada.

Pilihan menjadi wirausaha diperlukan kreatif, inovatif, keberanian mengambl resiko, mendorong perubahan dalam pengembangan kariernya. Bird memberikan beberapa pendapat, yakni pertama, dipandang dari segi energi dan dorongan serta daya fisik yang kuat sehingga ingin berkarir sebagai wirausaha. Kedua, wirausaha yang memulai pada usia tua, tidak memiliki masa karier yang panjang sebagaimana orang muda, walaupun mungkin lebih cepat berhasil karena faktor pengalaman.

Untuk mencapai sukses, maka pertamakali yang harus dilakukan pebisnis adalah merencanakan kesuksesan tersebut. Perencanaan strategi bisnis dapat menjadi blue print untuk meraih tujuan dan merencanakan pengembangan bisnis kedepan. Tambahan lagi. Perencaan strategik dapat memfokuskan pebisnis pada pendekatan pemasaran dan juga membantu sebuah tim yang dapat menunjang yang terdiri dari karyawan.
      
Terdapat beberpa alasan yang melandasi pentingnya perencanaan strategik pada bisnis. Dengan pertumbuhan persaingan, rendahnya kisaran pengangguran, dan perubahan dalam abad baru, pebisnis membutuhkan perencanaan untuk sukses dewasa ini. Sukses tidak hanya terjadi ketika pebisnis berkutat dengan bisnis dari hari ke hari, meskipun pebisnis secara ekstrem beruntung. Tetapi ketika orang yang beruntung dapat berlari ke dalam masalah sepanjang jalan tanpa perencanaan untuk pertumbuhan ke depan.
Perencanaan strategik merupakan kendaraan komunikasi yang besar untuk melibatkan semua anggota tim dan menginformasikan kepada mereka apa yang terjadi dengan organisasi, sebaik pimpinan menyediakan arahan kepada tujuan personal dan tujuan bisnis setiap individu.
Disamping itu para karyawan secara alami akan menjadi lebih efektif ketika mereka mengetahui rencana sukses bisnis. Untuk mengetahui mereka sebagai sesuatu yang penting dari pengembangan tim adalah memotivasi mereka, para karyawan. Perencanaan strategik akan membantu mereka merencanakan pribadi mereka sendiri dan tujuan bisnis untuk mendukung langkah pebisnis.
Sebuah perencanaan strategik yang solid dibuat dengan mempertimbangkan pemahaman kedinamisan industri dan bagaimana menghubungkannya pada bisnis yang dijalankan pebisnis. Faktor lainnya termasuk lingkungan persaingan, basis pelanggan, kekuatan, kelemahan, dan peluang perusahaan.
Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan kata-kata yang berbeda. Diantaranya, menurut Haidari Nawawi (2003), manajemen strategi merupakan perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan / atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran organisasi.
Begitu banyak pengertian manajemen strategi, namun pada dasarnya manajemen strategi merupakan sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yangsaling berhubungan dan memengaruhi. Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsur yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen kedua adalah perencanaan operasional, pelaksanaan fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
Sesuai definisi yang ada, menjalankan manajemen srategi berarti pebisnis juga harus membuat perencanaan dalam bentuk formulasi bisnis secara matang. Resnik dalam Certo dan Peter (1991) seperti dikutip I Putu Sugi Darmawan (2004), mengungkapkan terdapat 10 formulasi strategi yang disarankan dirancang untuk mempertinggi kesempatan hidup dan sukses sebuah usaha kecil. Kesepuluh formulasi strategi tersebut, adalah sebagai berikut:
1.       Menjadi obyektif
2.       Membuat sederhana dan terfokus
3.       Fokus pada pasar yang menguntungkan
4.       Mengembangkan rencana pemasaran
5.       Memanajemen tenaga kerja secara efektif
6.       Membuat catatan keuangan yang jelas
7.       Tidak peernah menghambur-hamburkan kas
8.       Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang cepat
9.       Mengerti seluruh fase bisnis
10.   Merencanakan ke depan.

Dalam kegiatan pemasaran, dikenal konsep 4 P, yaitu
·         Product. Menentukan produk/jasa yang akan ditawarkan ke pasar umumnya menjadi langkah paling awal. Ide mengenai produk bisa didapatkan dari beberapa sumber.
·         Price. Cara yang umum digunakan untuk menentukan harga adalah dengan menggunakan patokan hitungan biaya produk tersebut dari awal disiapkan hingga siap jual.
·         Placement. Tidak kalah penting adalah mengenai dimana produk tersebut yang akan ditawarkan tersebut mudah ditemukan oleh target pasar yang dituju. Pemilihan lokasi tempat usaha yang buruk dapat berakibat langsung kepada kegagalan dari usaha yang dijalankan.
·         Promotion. Bagaimana suatu produk akan dikenalkan ke pasar agar pelanggan tergerak untuk membelinya. Salah  satu cara berpromosi efektif adalah dengan beriklan. Bagi wirausaha yang baru memulai bisnis, iklan dilakukan dengan mempertimbangkan efektivitas dan efisiensinya. Untuk mendapatkan efektivitas beriklan, sebaiknya dilakukan pemilihan media iklan yang benar-benar cocok dengan karakter target pasar dari produk.

Keempat aspek pemasaran tersebut dapat menjadi pemikiran awal bagi seorang wirausaha sehingga dia dapat memiliki perhitungan yang matang sebelum menanamkan investasinya.

Sebagaimana anda mengembangkan visi yang strategis bagi bisnis, ada lima kriteria terbesar yang seharusnya menjadi fokus. Lima kriteria ini akan membantu anda mendefinisikan apa yang ideal bagi bisnis anda ke depan. Kelima kriteria proses berpikir stategis tersebut adalah 
1.       Organisasi. Organisasi bisnis anda melibatkan orang-orang yang akan bekerja untuk anda, struktur organisasi bisnis anda, dan sumber daya penting untuk mnembuat semuanya bekerja. Bagaimana anda menggabungkan orang-orang, sumber daya, dan struktur bersama-sama mencapai hasil ideal?
2.       Observasi. Dengan meningkatkan kekuatan observasi, anda akan memulai menjadi lebih sadar apa yang dapat memotivasi orang-orang, bagaimana memecahkan masalah secara lebih efektif, dan bagaimana membedakan di antara alternatif pilihan.
3.       Pandangan. Dalam berpikir strategis, terdapat empat poin untuk mengambil perhatian ketika membentuk strategi bisnis anda, yaitu pandangan tentang lingkungan, pandangan tentang pasar, pandangan tentang proyek, dan pandangan tentang ukuran. Pandangan dapat digunakan sebagai alat untuk membantu anda berpikir tentang hasil, alat identifikasi penting, dan menyesuaikan aksi anda untuk mencapai posisi ideal anda.
4.       Kekuatan mengendarai. Kekauatan mengendarai biasanya meletakkan dasar untuk apa anda ingin orang-orang fokus pada bisnis anda (contohnya, apa yang akan anda gunakan untuk memotivasi orang lain agar melaksanakan).
5.       Posisi ideal. Outline posisi ideal seharusnya melingkupi: kondisi dimana anda telah menemukan menjadi penting jika bisnis menjadi produktif, ceruk pasar yang akan diisi bisnis anda,berbagai peluang yang ada lainnya saat ini atau kedepan bagi bisnis anda, kompetisi inti atau keahlian yang dibutuhkan bisnis, dan strategi seta taktik yang akan membantu mendorong semuanya bersama-sama.

B.        Wirausaha sosial
Wirausaha sosial adalah individu istimewa yang memiliki visi, kreativitas, keteguhan hati yang luar biasa – sebagaimana seorang wirausaha – dan juga mengabdikan kemampuannya ini untuk memperkenalkan solusi baru pada masalah-masalah sosial. Individu-individu unik yang ditemui di segala lingkup budaya ini, adalah mereka yang dapat melihat jauh ke depan, langkah apa yang harus diambil dalam bidangnya; baik itu lingkungan pendidikan, pengembangan masyarakat, kesehatan, atau bidang-bidang lain yang berhubungan dengan kebutuhan manusia. Mereka tanpa berhenti mengejar visi mereka hingga menjadi kenyataan baru dalam masyarakat tempat mereka tinggal dan juga di wilayah yang lebih luas.
Kualifikasi wirausaha sosial adalah sebagai berikut:
1.       Ide baru
Seseorang yang memiliki ide baru, solusi baru untuk masalah sosial yang dapat mengubah pola di lapangan, seperti menjadikan sesuatu memenuhi standr hak asasi dan kesehatan, di tingkat nasional atau ke wilayah yang lebih luas di negara-negara yang lebih kecil.

2.       Kreativitas
Seorang wirausaha sosial yang sukses haruslah kreatif dalam menentukan tujuan dan dalam memecahkan masalah-masalah -  yang tidak terelakkan muncul – saat ia mengejar visinya tersebut.

3.       Kemampuan berwirausaha
Orang-orang yang memiliki tipe kepribadian yang sangat tidak biasa, termotivasi oleh keinginan untuk menciptakan perubahan sosial yang signifikan. Wirausaha sosial bersifat praktis dan pragmatis. Mereka mengetahui bagaimana mengatasi rintangan, dan mereka dikendalikan oleh ide dan niat mereka untuk membuat ide tersebut menjadi kenyataan secara institusional.

4.       Dampak sosial
Konsep wirausaha sosial tidak hanya memerlukan orang yang luar biasa untuk mengembangkan sebuah ide, tetapi juga memiliki kekuatan, ide, praktis yang akan layak berkembang dengan benar.
5.       Karakter etis
Dampak dalam sekala luas yang mungkin terjadi dari ide kandidat, memerlukan individu yang memiliki penilaian yang tepat akan sesuatu hal dan berkarakter dapat dipercaya untuk menuntun proses perubahan dalam arah yang positif.

Wirausaha sosial memiliki pola siklus hidup yang khas. Siklus tersebut dapat digambarkan dalam 4 fase perkembangan, dimulai dari tahap magang. Selama dalam tahap awal magang ini, yang biasanya berkisar antara 8 – 10 tahun, seorang wirausaha sosial yang memiliki cita-cita tinggi ini mempelajari bidang mereka dan mendapatkan keahlian yang dibutuhkan dalam mengenali perubahan sosial yang luas. Hanya setelah menguasai kedua hal tersebut seorang wirausaha sosial dapat mengidentifikasi langkah pengembangan berikutnya untuk bidangnya dan mengerti bagaimana mengusahakan agar hal itu bisa jadi kenyataan.
Pada titik tertentu, seorang wirausaha sosial mencapai saat peluncuran. Pada permulaan tahap ini, ia melihat langkah penting selanjutnya dibidangnya dan ia bersedia mempresentasikan diri untuk perubahan tersebut. Untuk mendapatkan kebebasan meluncurkan ide yang dapatmerubah institusi, seorang wirausaha sosial hampir selalu harus melangkah ke luar dari institusi yang ada.
Tahap peluncuran yang penuh dengan resiko sekaligus amat menentukan dalam meraih kesempatan ini, biasanya memerlukan 3 – 5 tahun. Pada periode ini sang individu juga idenya sering tidak akan  dikenal atau diterima secara baik. Selama tahun-tahun awal peluncuran wirausaha sosial terfokus pada pengembangan dan pengenalan ide-idenya. Kemudian sangwirausaha sosial mulai proses penyebaran idenya secara luas ke luar wilayah pengenalan sebelumnya.
Sekali ide tersebut diperbaharui dan diatur secara lebih baik, sirausaha sosial dan idenya ( dan juga institusi atau institusi-institusi pendukung mereka) bergerak menuju tahap tinggal landas. Fokus utama dari seorang wirausaha sosial pada tahap ini yang biasanya berlangsung selama 5 – 10 tahun, adalah untuk menyebarkan ide mereka secara luas. Selama masa ini, dimensi baru dapat ditambahpada ide asli/awal. Keterampilan dan sumber-sumber yang dibutuhkan dalam tahap ini sedikit berbeda dengan tahap peluncuran, termasuk diantaranya dalam hal pemasaran, manajemen dan administrasi, serta humas dan pencarian dana berskala besar.

Setalah rata-rata sekitar 10 – 15 tahun, ketika ide tersebut telah diterima menjadi bagian dari kehidupan nasional, seorang wirausaha sosial memasuki masa tahap matang (kedewasaan). Pada tahap ini bila seseorang ingin mencatatkan sejarah bidangnya, maka hal tersebut haruslah mengacu pada sosok wirausaha itu sendiri dan idenya. Dengan ide yang terjaga secara baik sang wirausaha sosial sekarang dapat merasa bebas untuk mendalami minat-minat lain. Selama masa hidupnya seorang wirausaha dapat memperkenalkan satu atau beberapa ide baru lain yang besar, atau bercabang ke dimensi lain dalam kehidupan bermasyarakat.

C.        Life skill sebagai unsur kewirausahaan
Pengertian life skill adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasakan tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. Kecakapan hidup (life skill) dapat dipilih menjadi lima bagian, ialah
(1)    Kecakapan mengenal diri (self awareness) atau kecakapan personal (personal skill), adalah kecakapan yang diperlukan bagi seseorang untuk mengenal dirinya secara utuh.
Kecakapan ini mencakup:
a.       Penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan;
b.      Penghayatan diri sebagai anggota keluarga dan masyarakat
c.       Penghayatan diri sebagai warga negara;
d.      Menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan diri;
e.      Menjadikan kelebihan dan kekurangan sebagai modal dalam meningkatkan diri agar bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.

(2)    Kecakapan berpikir rasional (thinking skill) adalah kecakapan yang diperlukan dalam pengembangan potensi berpikir, mencakup:
a.       Kecakapan menggali dan menenmukan informasi (information searching)
b.      Kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan (information processing and decision making skills)
c.       Kecakapan memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving skill)

(3)    Kecakapan sosial atau kecakapan interpersonal (social skill) mencakup:
a.       Kecakapan komunikasi dengan empati (communication skill). Empati, sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah, perlu ditekankan, karena yang dimaksud berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi isi dan sampainya pesan, disertai dengan ‘kesan’ baik, akan menumbuhkan hubungan yang harmonis.
b.      Kecakapan bekerja sama.

(4)    Kecakapan akademik (academic skill) atau kemampuan berpikir ilmiah, mencakup komponen-komponen:
a.       Kemampuan melakukan identifikasi variabel
b.      Kemampuan merumuskan hipotesis
c.       Kemampuan melakukan penelitian

(5)    Kecakapan vokasional (vocational skill), adalah ketrampilan yang dikaitkan dengan berbagai bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.

Untuk menuju terwujudnya pendidikan berwawasan kewirausahaan, maka salah satu kuncinya adalah menciptakan “perusahaan” (lembaga) yang dinamis dan fleksibel, manajer bervisi ke depan, serta lingkungan kerja yang kondusif.
1.       Organisasi perusahaan harus dinamis dan fleksibel
2.       Pengembangan organisasi perusahaan harus didasarkan atas visi, misi, dan tujuan yang jelas. Ada 8 roh organisasi (perusahaan) agar sukses dan panjang umur:
(1)    Roh kesucian dan kesehatan
(2)    Roh kebaikan dan kemurahan
(3)    Roh cinta dan suka cita
(4)    Roh keunggulan dan kesempurnaan

3.       Peran manajer sangat menentukan.
Manajer harus memiliki visi ke depan agar mampu mengarahkan dan meningkatkan kinerja perusahaan. Sekurang-kurangnya ada 8 kompetensi manajer bervisi ke depan, yaitu:
(1)    Kemampuan strategis
(2)    Kemampuan sintetis
(3)    Kemampuan organisasi
(4)    Kemampuan komunikasi
(5)    Kemampuan negosiasi
(6)    Kemampuan presentasi
(7)    Dinamika, dan
(8)    Ketangguhan

4.       Penciptaan lingkungan kerja yang kondusif.
Persyaratan kualitas kehidupan lingkungan kerja yang kondusif, yaitu:
(1)    Upah yang layak dan pantas bagi pekerjaan yang dilakukan dengan baik
(2)    Kondisi kerja yang amanah dan sehat

D.        Membangun etos kerja kewirausahaan
Salah satu sumber yang menimbulkan bencana nasional akhir-akhir ini adalah karena tidak dimilikinya etos kerja yang memadai bagi bangsa kita. Belajar dari negara Jerman dan Jepang yang luluh lantak di PD II, lima puluh tahun kemudian, mereka menjadi bangsa termaju di Eropa dan Asia.
Max Weber menyatakan intisari etos kerja orang Jerman adalah rasional, disiplin tinggi, kerja keras, berorientasi pada kesuksesan material, hemat dan bersahaja, tidak mengumbar kesenangan, menabung dan investasi. Di Timur orang Jepang menghayati “bushido” (etos para samurai) perpaduan Shintoisme dan Zen Budhism. Inilah yang disebut oleh Jansen H. Sinamo (1999) sebagai “karakter dasar budaya kerja bangsa Jepang”.
Ada 7 prinsip dalam bushido, yaitu
(1) Gi: keputusan benar diambil dengan sikap benar berdasarkan kebenaran, jika harus mati demi keputusan itu, matilah dengan gagah, terhormat.
(2) Yu: berani, kesatria
(3) Jin: murah hati, mencintai dan bersikap baik terhadap sesama
(4) Re: bersikap santun, bertindak benar
(5) Makoto: tulus setulus-tulusnya, sungguh sesungguh-sungguhnya, tanpa pamrih
(6) Melyo: menjaga kehormatan martabat, kemuliaan, dan
(7) Chungo: mengabdi, loyal.
Jelas bahwa kemajuan Jepangkarena mereka komit dalam penerapan bushido, konsisten, intens, dan berkualitas.

Indonesia mempunyai falsafah Pancasila, tetapi gagal menjadi etos kerja bangsa kita karena masyarakat tidak komit, tidak inten, dan tidak bersungguh-sungguh dalam menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Maaf cakap “ketuhanan Yang Maha Esa” misalnya, sering ditampilkan sebagai “Keuangan yang maha kuasa”. Kemanusiaan yand adil dan beradab, ditepkan menjadi “ Kekuasaan menentukan apa yang adil dan siapa yang beradab”, “Persatuan Indonesia” praktiknya menjadi “Persatuan pejabat dan konglomerat” dst. Inilah bukti dari ramalan Ronggowarsito dan inilah zaman edan.

Dampak kondisi ini etos kerja yang berkembang adalah etos kerja asal-asalan. Beberapa pernyataan berikut ini adalah gambaran ungkapan yang sering muncul kepermukaan yang menggambarkan etos kerja asal-asalan, atau istilah Sinamo (1999) sebagai “etos kerja edan”, ialah:
(1)    Bekerjalah sesuai keinginan penguasa
(2)    Bekerja sebisanya saja
(3)    Bekerja jangan sok suci, kerja adalah demi uang
(4)    Bekerja seadanya saja nggak usah ngoyo, tak lari gunung dikejar
(5)    Bekerja harus pinter-pinter, yang penting aman
(6)    Bekerja santai saja mengapa harus ngotot
(7)    Bekerja asal-asalan saja, kan gajinya kecil
(8)    Bekerja semau gue, kan disini saya yang berkuasa
  Ungkapan-ungkapan seperti tersebut diatas menggambarkan tidak adanya etos kerja yang pantas untuk dikembangkan apalagi menghadapi persaingan global. Maka dari itu wajarlah jika bangsa ini harus menerima pil pahit bencana nasional krisis yang berkepanjangan yang tak kunjung usai.
Untuk mencpai kualifikasi Wirausaha Unggul maka SDM perusahaan harus memiliki Etos Kerja Unggul. Jansen H. Sinamo (1999) mengembangkan 8 Etos Kerja Unggulan sebagai berikut:
1.       Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja benar.
2.       Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras
3.       Kerja itu rahmat, kerja adalah terima kasihku, aku sanggup bekerja tulus
4.       Kerja itu amanah, kerja adalah tanggung jawabku, aku sanggup bekerja tuntas
5.       Kerja itu seni/permainan; kerja adalah kesukaanku, aku sanggup bekerja kreatif.
6.       Kerja itu ibadah; kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja serius.
7.       Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sangat bekerja sempurna
8.       Kerja itu kehormatan; kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul.
Sebagai kehormatan kerja memiliki 5 dimensi:
(1)    Pemberi kerja menghormati kita karena memilih sebagai penerima kerja
(2)    Kerja memberikan kesempatan berkarya dengan kemampuan sendiri
(3)    Hasil karya yang baik memberi kita rasa hormat
(4)    Pendapatan sebagai imbalan kerja memandirikan seseorang sehingga tak lagi jadi tanggungan atau beban orang lain
(5)    Pendapatan bisa menanggung hidup orang lain.
Semuanya adalah kehormatan. Maka respon yang tepat adalah menjaga kehormatan itu dengan bekerja semaksimal mungkin untuk menghasilkan mutu setinggi-tingginya. Dengan unggul di segala bidang kita akan memenangkan persaingan.

SUMBER : YANG MUDA YANG BERPERAN
                    BUKU EKONOMI 3


Selengkapnya...

Selasa, 19 Maret 2013

MEMBACA

Membaca merupakan pekerjaan sehari-hari. Saat kita sedang di perjalanan atau saat di kendaraan, secara tidak sadar kita akan membaca plang-plang atau papan iklan di jaan-jalan, membaca tulisan di warteg pinggir jalan, ataupun tulisan di kendaraan lain. Di sekolah kita juga minimal membaca tulisan di papan tulis, atau pengumuman di mading (majalah dinding)sekolah. Saat di kelas, guru kita juga sering menyuruh kita membaca buku-buku. Saat ujian tiba, biasanya kamu juga akan membaca lebih banyak buku pelajaran kan?

Bagaimana caramu pertama kali mengenal huruf, kata dan kalimat? Dengan membaca bukan? Dunia belajar memang identik dengan kegiatan membaca. Kita mengetahui berbagai informasi, selain dari mendengar, juga dari membaca. 
 
Membaca buku pelajaran memang sudah kewajiban seorang pelajaran. Tapi ada baiknya, kamu tidak hanya membaca buku pelajaran saja. Kebiasaan membaca sebaiknya tidak dibatasi pada bacaan pelajaran maupun bacaan hiburan saja. Bacalah buku-buku lain yang tidak terlalu menarik minatmu.

Bagi orang-orang tertentu, membaca merupakan masalah. Ada orang-orang tertentu yang kesulitan membaca, jika yang dibacanya adalah buku pelajaran. Bahkan ada orang yang tidak suka membaca apapun bentuknya, buku, majalah, ataupun koran. Bgi orang-orang tersebu, membaca adalah kegiatan yang membosakan, membuat mata lelah, membuang-buang waktu, dan menguras tenaga dan pikiran. Apalagi jika membaca buku buku yang serius dan tidak menghibur, misalnya buku pelajaran.

Manfaat membaca:
1. Menghilangkan kecemasan dan kegundahan
2. Supaya tidak bodoh
3. Supaya tidak bertemen dengan orang bodoh dan pemalas
4. Mengembangkan kemahiran bertutur kata
5. Mengembangkan pemikiran dan cara berpikir
6. Menambah pengetahuan, melatih daya ingat, dan pemahaman.
7. Mengambil manfaat dari pengalaman orang lain
8. Mengembangkan kemampuan mengolah informasi dan ilmu pengetahuan, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
9. Membantu menyegarkan pikiran dan mengisi waktu luang agar tak sia-sia.
10.  Menguasai banyak kosa kata, kalimat, dan isi bacaan

Supaya kamu gila membaca
1. Biasakan aktif membaca apapun
2. Merangsang daya tarik membaca dengan membeli dan membaca dengan membeli dan membaca yang disukai
3. Mulai membaca dengan senang hati, santai, dan enggak tegang
4. Membaca sedikit demi sedikit tapi terus berlanjut
5. Jangan memaksaka diri utuk membaca jika sedang malas membaca atau bete
6. Membaca buku-buku yang diluar minatmu
7. Mencatat dan menuliskan atau menceritakan kembali isi buku yang telah dibaca
 8. Mengendapkan pikiran, lalu mengembangkan pemikiran.
9. Learning by doing

A. Teknik Membaca
Membaca adalah salah satu cara belajar hal baru. Namun metode membaca yang salah akan menyebabkan kita tidak maksimal dalam menyerap informasi bacaan. Cara berikut ini dapat membantumu mmbaca secara efektif. Cara ini disebut KWLH, yang terdiri dari:
a. K (Know). Apa yang telah diketahui (sebelum membaca)
b. W (want). Apa yang hendak diketahui (sebelum membaca)
c. L (Learned). Apa yang telah diketahui (slepas mmbaca)
d. H (How). Cara mendapat informasi tambahan.

Menurut teknik tersebut, dalam membaca kritis, pembaca harus aktif mengajukan pertanyaan seputar buku yang akan dibaca dan mencoba menjawab kembali setelah selesai membacanya. Cara berikut juga bisa kamu terapkan.
a. Teliti dan bertanyalah seputar buku tersebut
b. Membaca untuk menjawab pertanyaan
c. Menulis jawaban dan meringkasnya
d. Review atau mengulang

B. Teknik membacaberdasarkan kecepatan
1. Reguler
    adalah teknik membaca yang relatif lambat, yakni membaca baris demi baris. Ini biasanya dilakukan untuk membaca buku atau bahan bacaan yang penting untuk diketahui secara utuh. Membaca dengan cara ini memang membutuhkan waktu lama karena informasi waktu lama karena informasi yang akan kita ambil mmang penting sehingga kita harus teliti dan hati-hati.

2. Membaca cepat (skimming)
    Membaca cepat kita lakukan ketika kita sedang mencari sesuatu yang khusus dalam sebuah teks, misalnya saat mencari informasi di buku telepon atau kamus. Membaca dengan cara ini dilakukan jika kita sudah mengetahui informasi yang kita butuhkan, atau untuk memahami satu inti pembahasan dari sebuah bacaan panjang

3. Kecepatan tinggi (warp speed)
     adalah teknik membaca dengan kecepatan tinggi tapi disertai dengan pemahaman yang tinggi pula. Cara ini sangat menghemat waktu, karen kita membaca dengan cara yang benar-benar efekif. Kemampuan membaca kecepatan tinggi ini harus sering dilatih.

Tingkat kecepatan tertentu diterapkan sesuai dengan jenis bacaannya. Untuk bacaan tentang informasi sehari-hari bacalah dengn cara biasa, supaya kita mampu menyeap informasi dengan santai dan lengkap. Sedangkan cara skimming dilakukan untuk membaca bacaan yang membahas persoalan secarasingkat. Untuk mempersingkat waktu memilih sebuah bacaan, kamu bisa melihat daftar isi dan profil penulisnya. Dengan  cara ini kamu akan mendapat informasi yang kamu butuhkan dan melewati atau mengabaikan informasi yang tidak kamu butuhkan.

C, Mengingat isi bacaan
     Kalau kamu pelupa dan kadang merasa kesulitan mengambil intisari bacaan pelajaran, berikut ini adalah tips dan trik untuk mengingatnya.
1. Tulis informasi penting secara lengkap pada sebuah buku khusus yang dipisahkan berdasarkan subyek. seperti halnya buku catatan pelajaran yang dipisahkan berdasarkan mata pelajaran
2. Kamu juga bisa menggunakan kertas terpisah yang dimasukkan dalam map plastik berbda warna yang disesuaikan dengan subyeknya. Ini memudahkan saat membuuhkan informasi yang sifatnya spesifik. Cara ini mirip seperti perpustakaan kecil
3. Cara lain adalah dengan kartu. kamu bisa membuatnya dengan karton atau kardus ipis berukuran 10 X 15 cm . Masukkan kartu yang lah dilubangi ke dalam kardus, lalu ikat dengan kawat. Kelompokkan sesuai subyek  
4. Ketik di komputer dengan menggunakan program Microsoft Word. Ini adalah cara yang paling disarankan dan mudah, dan datanya juga bisa dikirim lewt email kepada siapa saja.

Beberapa petunjuk dan tips membaca
1. Tulis nama pengarang, judul, penerbit, dan tahun terbit buku atau bacaan lainnya. Ini akan membantumu mencari sumber bacaan jika kamu ingin membacanya lagi lain waktu.
2. Bacalah dengan cepat. Cara ini memudahkan kita mengetahui idi buku
3. Lihat halaman daftar isi. Identifikasi setiap bab yang menurut kita penting, dan fokuskan untuk membacanya. Sebelum membaca isi, bacalah setiap sub judul. Ini dilakukan supaya kita tidak menghabiskan waktu untuk membaca yang tidak relevan.
4. Lihat bagian indeks. Indeks berisi daftar istilah penting. Indeks digunakan untuk menemukan lokasi topk tertentu yang dibahas dalam teks. Membaca indeks bisa dilakukan tanpa membutuhkan konsentrasi tinggi seperti halnya membaca buku secara keseluruhan
5. Inti dari sebuah teks biasanya terletak di awal atau di akhir tulisan. Sama halnya, awal an akhir kalimat dalam satu paragraf seringkali digunakan untuk meringkas isi dan satu paragraf trsebut. Tandailan point penting atau atau inti paragraf dengan menggunakan pensil atau stabilo.

Sumber : Tunjukkan Dirimu oleh Nilam Permata

Selengkapnya...