SEJARAH PRAMUKA

PRAMUKA PENEGAK

Sabtu, 19 Februari 2011

PENGETAHUAN UMUM KEPRAMUKAAN

A. LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo Admodipuro. Bapak Soehardjo Admodipuro seorang Pembina Pramuka yang aktif bekerja dilingkungan Departemen Pertanian. Lambang Gerakan Pramuka digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dalam Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.

1. Bentuk dan Arti Kiasan
Bentuk lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa. Arti kiasan lambang Gerakan Pramuka sebagai berikut.
a. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Istilah cikal bakal berarti penduduk asli pertama, yang menurunkan generasi baru. Lambang buah nyiur yang tumbuh mengkiaskan bahwa setiap anggota Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia

b. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun. Lambang itu mengkiaskan bahwa setiap anggota Pramuka adalah seorang yang sehat rohani dan jasmani, kuat, dan ulet. Seorang anggota Pramuka memiliki tekat yang besar dalam menghadapi segala tantangan hidup, mampu menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.

c. Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Hal ini membuktikan bahwa anggota Pramuka memiliki daya upaya yang besar dalam menyesuaikan diri di masyarakat, dimana dia berada, dan dalam keadaan bagaimanapun juga.

d. Nyiur tumbuh menjulang lurus keatasdan merupakan salah satu pohon yang btertinggi di Indonesia. Lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yang mulia dan jujur, serta tetap tegak tidak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.

e. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Lambang itu mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap anggota Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata. Tekad dan keyakinan itulah yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.

f. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hinggaakarnya. Lambang itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka merupakan manusia yang berguna dan membaktikan diri pada kepentingan tanah air, bangsa dan negara Republik Indonesia, serta kepada umat manusia.

2. Penggunaan Lambang

Lambang gerakan Pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan nama kwartir dan kesatuan, serta tanda pengenal administrasi Gerakan Pramuka. Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan meningkatkan kegiatan Gerakan Pramuka sesuai dengan kiasan yang ada pada lambang gerakan Pramuka tersebut.

B. PENGETAHUAN DASAR KEPRAMUKAAN
Dalam bukunya, Lord Baden Powell mengungkapkan pengertian Kepramukaan secara terperinci yang berbunyi "SCOUTING is not a science to be solemnly studied, NOR is it a collection of doctrine and texs. NO ! It is a jolly game in the out doors, where boy-man and boy can go adventuring together as leader and younger brother pickingup health and happiness, handicraft and helpfulness". Artinya, Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempt orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraanbersama seperti saudara, membina kesehatan dan kebahagiaan, serta ketrampilan dan kesediaan memberi pertolongan"
Dari penegrtia tersebut, dapat disimpulkan bahwa Gerakan Pramuka adalah suatu organisasi Pendidikan Kepanduan Praja Muda Karana yang diselenggarakan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dengan bimbingan orang dewasa, dalam bentuk kegiatan yang menarik dan menantang serta mrngandung pendidikan
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Gerakan Pramuka adalah suatu organisasi pendidikan Kepanduan Praja Muda Karana yang diselenggarakan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dengan bimbingan orang dewasa, dalam bentuk kegiatan yang menarik dan menantang serta mengandung pendidikan.
Gerakan Pramuka termasuk salah satu organissi yang tetap kukuh menjaga kode kehormatannya. Dalam hal ini kode kehormatan adalah suatu norma atau nilai-nilai luhur dalam kehidupan para anggota Pramuka yang merupakan ukuran atau standar tingkah laku seorang anggota Pramuka. Berikut dua macam kode kehormatan dalam gerakan Pramuka.
1. Tri Satya atau pada masa Kepanduan dahulu (sebelum tahun 1961)disebut Janji Pandu.
2. Dasa Darma ata pada masa Kepanduan dahulu (sebelum tahun 1961) dinamakan Undang-undang Pandu.

Trisatya mengandung enam butir kewajiban sebagai berikut.
1. Kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Kewajiban terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Kewajiban terhadap Pancasila
4. Kewajiban terhadap sesama
5. Kewajiban terhadap Masyarakat
6. Kewajiban terhadap Dasa Dharma

TRISATYA
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri/ikut serta membangun masyarakat
3. Menepati Dasa Dharma

DASA DHARMA
1. Pramuka itu takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Pramuka itu cinta alam dan kasih sayang terhadap sesama
3. Pramuka itu patriot yang sopan dan kesatria
4. Pramuka itu patuh dan suka bermusyawarah
5. Pramuka itu rela menolong dan tabah
6. Pramuka itu rajin, trampil dan gembira
7. Pramuka itu hemat, cermat dan bersahaja
8. Pramuka itu disiplin, berani dan setia
9. Pramuka itu bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Pramuka itu suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan

Pelaksanaan Pendidikan dalam Gerakan Pramuka menggunakan Prinsip dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.

1. Makna Dasa Dharma Pramuka
Dasa dharma yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku merupakan sarana untuk melaksanakan satya (janji). . Dengan demikian Dasa Dharma Pramuka dapat dikatakan sebagai ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam ta ta kehidupan.
Berikut ii makna dari tiap darma dalam Dasa Dharma Pramuka.

a. Darma Pertama: Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pengertian takwa yaitu mengerjakan yang utama atau yang diperintahkan, serta meninggalkan yang tercela. Pada hakekatnya takwa merupakan usaha dan kegiatan seseorang yang sangat utama dalam perkembangan hidupnya. Bagi Bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan, perdamaian, persatuan dan kesatuan baik di dunia maupun di akhirat. Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Seseorang dikatakan telah melaksanakan darma pertama ini apabila telah mempunyai sikap dan mampu bersikap sebagai berikut.
1) Bertahan terhadap godaan-godaan hidup dan mampu memelihara diri dari dorongan hawa nafsu
2) Taat melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta menjauhi segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat serta seluruh umat manusia.
3. Mengembalikan, menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan penilaian.

b. Darma kedua: Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia
Yang dimaksud dengan cinta dan kasih sayang apabila manusia dapat ikut merasakan suka dan duka yang terjadi di lingkungan sekitarnya khususnya sesama manusia, apalagi bagi seorang angggota Pramuka. Seorang Pramuka harus mampu bersikap bersikap menganggap orang lain sebagai saudaranya karena masing-masing mempunyai satya dan darma sebagai ketentuan moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur. Jadi, sudah sepantasnyalah jika manusia berusaha meninggalkan watak yang dapat menjauhkannya dengan ciptaan Tuhan lainnya, dengan memiliki sifat-sifat yang penuh rasa cinta dan kasih sayang.
Sikap demikian harus ditanamkan kepada diri sendiri dan orang lain.
Berikut beberapa contoh penanaman darma kedua ini kepada orang lain.
1) Berjalan-jalan ke alam bebas agar mengetahui dan mengenal berbagai jenis tumbuh-tumbuhan. Tanamkan pada diri sendiri dan orang-orang di sekitar untuk memelihara tanaman di rumah masing-masing.
2) Kenali sifat-sifat berbagai jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Pelihara dengan baik binatang yang kita miliki.

c. Darma Ketiga: Patriot yang sopan dan Kesatria
Patriot berarti putra tanah air, sebagai seorang warga Negara Republik Indonesia, seorang Pramuka adalah Putra yang baik, berbakti, setia, dan siap siaga membela tanah airnya. Sopan adalah tingkah laku yang halus dan menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah tamah dan bersahabat, bukan pembenci dan selalu disukai orang lain. Kesatria adalah orang yang gagah berani dan jujur. Kesatria juga mengandung arti kepahlawanan, sifat gagah berani dan jujur. Jadi kata kesatria mengandung makna keberanian, kejujuran dan kepahlawanan.
Seorang Pramuka yang mematuhi darma ini, bersama-sama dengan warga negara yang lain mempunyai satu kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung tinggi martabat bangsanya.
Penanaman sikap ini dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan melalui beberapa contoh perilaku berikut.
1) Menghormati dan memahami serta menghayati lambang negara, bendera sang Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
2) Mengenal nilai-nilai luhur bangsa Indonesiaseperti kekeluargaan, gotong royong, ramah tamah, religius, dan sebagainya.
3) Mencintai bahasa, seni budaya dan sejarah Indonesia
4) Mengerti, menghayati, dan mengamalkan Pancasila.
5) Mengenal adat istiadat suku-suku bangsa di Indonesia
6) Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan membela yang lemah dan yang benar.
7) Membiasakan diri berani mengakui kesalahan dan membenarkan yang benar
8) Menghormati orang tua, guru, dan pemimpin.

d. Darma keempat: Patuh dan Suka Bermusyawarah
Patuh berarti setia dan bersedia melakukan sesuatu yang sudah disepakati dan ditentukan. Musyaw arah merupakan cara mengambil keputusan dengan tetap menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau sendiri.
Sikap sesuai darma keempat ini harus dibiasakan dalam dalam kehidupan sehari-hari. Berikut contoh sikap tersebut.
1) Membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di Gugus Depan dan mematuhi peraturan di RT/RW, kampung dan desa,sekolah, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Misalnya setia mengikuti latihan, membayar iuran, dan menaati peraturan lalu lintas.
2) Belajar mendengar dan menghargai gagasan orang lain.
3) Membiasakan untuk merumuskan kesepakatan dengan memperhatikan kepentingan orang banyak.
4) Membiasakan diri untuk bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan berkemah dan berwisata)

e. Darma Kelima: Rela Menolong dan Tabah
Rela atau ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa memperhitungkan untung dan rugi (tanpa pamrih). Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik untuk kepentingan orang lain yang kurang mampu. Tujuannya agar orang yang ditolong itu dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Sementara itu, tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa yang tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa dalam menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu.
Berikut contoh-contoh penanaman sikap rela menolong dan tabah dalam kehidupan sehari-hari.
1) Membiasakan diri cepat menolong kecelakaan tanpa diminta
2) Membantu menyeberang jalan untuk orang tua dan wanita
3) Memberi tempat di tempat umum keapada orang tua dan wanita
4) Membiasakan mengatasi masalah-masalah secara bertahap dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan di masyarakat

f. Darma keenam: Rajin, Trampil dan Gembira.

Manusia dibedakan dengan makhluk hidup yang lain karena ia diciptakan mempunyai akal budi. Dengan demikian, manusia harus mengembangkan diri dengan membaca, menulis, dan belajar. Dengan perkataan lain, ia harus berusaha rajin dan tekun dalam upaya mengembangkan dirinya. Sementara itu, sebagai makhluk individu, manusia diharapkan dapat mandiri. Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan ketrampilan serta dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
Di lain pihak manusia mempunyai kesulitan, rintangan, dan hambatan yang dihadapi. Semua itu akan diatasi dengan dorongan motivasi yang kuat. Suatu upaya untuk memperoleh motivasi ini dapat dilakukan dengan berpikir jernih, berjiwa tenang, seimbang, dan optimis. Sikap optimis dapat diperoleh dengan perilaku yang riang sehingga menimbulkan suasana gembira. Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan bahkan rasa keberanian.
Semua sikap dalam darma keenam ini dapat ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari dengan contoh sebagai berikut.
1. Biasakan membaca buku yang baik dan bermutu
2. Biasakan untuk membuat karya tulis
3. Selenggarakan diskusi-diskusi untuk belajar, mengolah pikiran, dan mengemukakan pendapat.
4. Tentukan jadwal harian yang tetap untuk belajar
5. Biasakan belajar rutin selama dua jam sehari
6. Atur kegiatan menyesuaikan dengan kegiatan kegiatan disekolah dan dirumah
7. Membiasakan untuk menyusun jadwal kegiatan sehari-hari.
8. Meyakini bahwa di balik kesulitan, kegagalan, serta kekecewaan selalu terdapat hal-hal yang baik dan berguna.
9. Biasakan bekerja menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan
10. Jangan terlalu cepat menegur, mengkritik, atau menyalahkan orang lain.
11. Hargai dan tonjolkan suatu prestasi kerja
12. Berikan beban dan tugas yang terus berkembang
13. Berusaha untuk bekerja dengan rencana
14. Bergembiralah dalam tiap usaha
15. Selesaikan setiap tugas pekerjaan, jangan tunda sampai esaok hari.
16. Pilihlah suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
17. Jangan cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu
18. Mintalah tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman
19. Jangan menolak tugas atau pekerjaan apapun yang diberikan
20. Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.

g. Darma ketujuh: Hemat, Cermat, dan Bersahaja
Hemat bukan berarti kikir, melainkan lebih terarah pada dapat atau tidaknya seorang Pramuka melakukan dan menggunakan sesuatu secara tepat menurut kegunaannya. Secara rohaniah, hemat dapat berarti suatu usaha memerangi hawa nafsu manusia dari keinginan berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Sementara itu cermat lebih berarti teliti. Seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri maupun dari luar sehingga ia senantiasa waspada. Sikap cermat dapat dilakukan melalui proses berpikir, menghitung, dan mempertimbangkan segala sesuati, sebelum berbuat. Seorang pramuka harus cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.
Bersahaja berarti kesederhanaan yang wajar dan tidak berlebih-lebihan. Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya.
Berikut ini sikap hemat bersahaja yang patut ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Menggunakan waktu dengan tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan dan sebagainya.
2. Tidak ceroboh
3. Bertindak dengan teliti pada waktu yang tepat agar ia tidak dirusakkan oleh keinginan jahat dari luar
4. Sadar akan dirinya sebagai suatu pribadi
5. Berpakaian yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebih-lebihan
6. Meneliti dahulu sebelum berbuat sesuatu agar terjadi ketepatan di dalam pelaksanaannya.

h. Darma kedelapan: Disiplin, Berani dan Setia
Disiplin dalam pengertian yang luas berarti patuh dan mengikuti pemimpin dan ataupun ketentuan dan peraturan. Dalam pengertian lebih khusus, disiplin berarti mengekang dan mengendalikan diri. Berani adalah suatu sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah dan tantangan. Setia berarti tetap pada suatu pendirian dan ketentuan.
Berdisiplin tidak berarti secara membabi buta melaksanakan perintah, ketentuan dan peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan, seseorang harus berani berbuat berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi.
Berikut ini contoh sikap yang menggambarkan darma kedelapan dalam Pramuka.
1. Berusaha untuk mengendalikan dan mengatur diri.
2. Menaati peraturan
3. Menjalankan ajaran dari ibadah agama
4. Belajar untuk menilai berdasarkan kenyataan, bukti, dan kebenaran suatu keterangan (informasi)
5. Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan

i. Darma kesembilan: Bertanggung Jawab dan Dapat Dipercaya
Bertanggung jawab berarti segala sesuatu yang diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Seorang pramuka harus berani bertanggung jawab atas suatu tindakan yang diambil, diluar perintah yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau sulit dilaksanakan. Dapat dipercaya berarti dapat dipercaya baik perkataannya maupun perbuatannya.
Berikut ini contoh perbuatan yang mencerminkan darma kesembilan dalam kehidupan sehari-hari yang patut kita contoh.
1. Selalu jujur terhadap diri sendiri dan terhadap orang laintrerutama yang menyangkut uang dan materi.
2. Pramuka dapat dipercaya atas kata-katanya, perbuatan dan lain sebagainya, apa yang ia katakan bukanlah suatu karangan yang dibuat-buat
3. Apabila ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, dapat dipercaya bahwa ia pasti akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

j. Darma kesepuluh: Suci dalam Pikiran Perkataan dan Perbuatan.
Suci dalam pikiran berarti bahwa Pramuka selalu melihat dan memikirkan sesuatu itu pada segi positif nya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah yang buruk. Suci dalam perkataan berarti setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur, serta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan orang lain.
Berikut ini contoh perbuatan yang mencerminkan darma kesepuluh dari dasa dharma Pramuka.
1. Selalu menyumbangkan pikiran yang baik, tidak berprasangka, dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang tercela dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran orang lain. Dengan demikian, timbul saling harga menghargai sesama manusia dalam kehidupannya sehari-hari
2. Selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri terhadap ucapannya dan menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidakpercayaan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar