SEJARAH PRAMUKA

PRAMUKA PENEGAK

Rabu, 24 Maret 2010

SIAP MENGHADAPI UN

UJIAN NASIONAL

Sejak kapan UN eksis di negeri kita? Berdasarkan informasi yang dihimpun, UN sudah ada sejak 1950. Kala itu namanya Ujian Penghabisan.

Pada masa itu semua soal ujian berbentuk essai dan dibuat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.

Tahun 1972 Pemerintah memberi kebebasan setiap sekolah atau kelompok sekolah menyelenggarakan ujian sendiri. Lebih demokratis kan? Pembuatan soal dan proses penilaian dilakukan setiap sekolah atau kelompok.

Tahun 1980 diluncurkan EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional). Model ini menggunakan dua bentuk. Pertama Ebtanas yang diadakan pemerintah pusat untuk mata pelajaran pokok. Kedua EBTA yang diadakan pemerintah daerah.

Dalam Ebtanas, siswa dinyatakan lulusjika nilai rata-rata seluruh mata pelajaranyang diujikan itu 6, meskipun terdapat satu atau beberapa mata pelajaran bernilai di bawah 3.
Tahun 2002 muncul istilah UAN (Ujian Akhir Nasional). Siswa dinyatakan lulus bila memiliki nilai minimal 3,01 pada setiap mata pelajaran dan nilai rata-ratanya minimal 6

Soal UAN dibuat oleh Depdiknas. Memasuki 2004, kelulusan siswa dinyatakan berdasarkan nilai minimal setiap mata pelajaran, yaitu 4,01. Syarat nilai rata-rata minimal tidak berlaku lagi.

Tahun 2005, UAN berubah nama menjadi UN (Ujian Nasional). Standar kelulusan dinaikkan menjadi 4,25

Menyikapi UN
UN yang diadakan pemerintah pusat seharusnya dianggap sebagai batu loncatan ke jenjang yang lebih tinggi, bukan menjadi hambatan untuk kita. Standar nilai yang ditentukan pemerintah sekarang 5,50 jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, dapat dikatakan masih rendah.

Semua negara maju di dunia mengadakan ujian seperti UN, hanya berbeda sistemnya. Contohnya di Malaysia ujian sejenis UN di Indonesia ini tidak menentukan kelulusan siswa, tetapi hanya menjadi alat untuk melihat pencapaian siswa.

Disini diakui Malaysia lebih fair terhadap beragam kemampuan siswa di tiap daerah. Enggak fair kalo derah yang fasilitas infrastruktur belajarnya minim disamakan dengan daeran yang infrastruktur belajarnya surplus.

Sikap akhir

Kita hidup di bumi yang sempit, Didalamnya tak akan kita jumpai kesempurnaan. Dibalik rasa kurang puas akan UN, kita perlu mengetahui beberapa hal yang baik di balik UN.

Kita harus memperjuangkan mutu pendidikan Indonesia sehingga mutu pendidikan tak kalah dari negeri tetangga. Malu-maluin kalo kita tetap kalah dengan Malaysia misalnya.

Walau dengan kemampuan sekolah yang terbatas, kita harus berusaha! Sebab masalah utamanya kadang bukan pada fasilitas, tetpi bagaimana dengan fasilitas yang ada kita dapat mencapai hasil maksimal.

Jadikan UN sebagai wadah untukmenunjukkan pendidikan di Indonesia dianggap enteng.

Negara kita adalah negara maritim, terpisah oleh laut, negara kepulauan. Tiap pulau tentu punya tingkat sumber daya manusia (SDM) yang berbeda. Diharapkan UN dapat menjadi salah satu sarana mengetahui tingkat SDM tiap daerah


TIPS MENGHADAPI UN

Pisahkan materi UN dengan materi non UN. Pisahkan juga mana materi hitungan dan hafalan sehingga dapat dipelajari secara teratur dan sistematis, karena otak dapat bekerja maksimal dengan cara maksimal dengan cara yang teratur dan sistematis.

Untuk rumus-rumus atau istilah yang kamu rasakan asing di otak, buatlah catatan kecil, tempelkan ditempat yang paling sering dijumpai setiap hari, di cermin misalnya.

Berlatihlah dengan soal-soal ujian satu atau dua tahun lalu atau saling barter soal dengan teman. Makin banyak berlatih, makin enggak grogi menghadapi UN

Jika nilai hasil try out kita rendah, jangan patah semangat kawan. Katakanlah pada dirimu, "perjuangan belum berakhir, masih ada waktu"

Jagalah kesehatan, jangan sampai terlalu capek.

Jika waktunya tiba, hadapi soal-soal UN dengan tenang. Yakinlah, usaha dan kerja keras kita tak akan sia-sia.

Jangan lupa berdoa dan minta restu orang tua. Jadikan UN ajang mempersembahkan yang terbaik untuk orang tua.


MEMOTIVASI DIRI

Persiapkan mental jauh-jauh hari, jangan sampai saat menghadapi ujian, rasa cemas dan rendah diri melanda sehingga kita bertindak menyimpang, seperti menyontek

Setelah mental oke, lakukan review terhadap mata pelajaran yang akan dihadapi. Pelajarilah yang sulit terlebih dahulu.

Percayalah, Yang Mahakuasa akan menolong orang yang sudah susah payah belajar karena dia Mahapengasih dan Penyayang.

(Sumber : Kompas Muda, 12 Maret 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar